Dalam era globalisasi ini tentunya tidak lepas dari yang namanya teknologi. Seolah teknologi sudah melekat dikalangan masyarakat dan tanpa pandang bulu. Begitu juga di sektor pertanian, banyaknya teknologi yang diciptakan bahkan telah digunakan dibeberapa negara-negara maju. Jepang salah satunya. Meskipun Jepang merupakan salah satu negara maju, tetapi taukah Anda bahwa pada dua atau tiga tahun yang lalu Jepang mempunyai masalah dalam bidang pertanian. Bukan Jepang namanya jika tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Kita semua mengetahui bahwa sejak Perang Dunia, Jepang tidak menyerah untuk membangun negaranya kembali. Padahal negaranya sudah hancur dan tidak ada harapan lagi untuk memperbaikinya. Begitu juga dengan masalah ini, Jepang memiliki beberapa solusi untuk mengatasi masalahnya. Lalu yang ada di benak kita, jadi sebenarnya apa permasalahan negara Jepang itu?
Masalah ada ada di sektor pertanian Jepang yaitu masalah ketersediaan lahan, selain itu ada juga permasalahan utama yang muncul di Jepang adalah semakin berkurangnya orang yang berminat untuk terjun dalam bidang pertanian. Sedangkan rata-rata orang yang bekerja sebagai petani kini sudah semakin menua. Imbasnya produk pertanian mereka tidak mampu menutupi kebutuhan dalam negerinya sendiri.
Berbagai pihak, terutama dari kaum akademis dan produsen peralatan pertanian, sangat menyadari akan permasalahan besar yang tengah melanda Jepang ini. Mereka kemudian bahu-membahu mencari solusi untuk mengatasinya. Salah satunya adalah kerjasama antara Yanmar dan Universitas Hokkaido untuk menghasilkan mesin pertanian yang mampu bekerja tanpa digerakan oleh manusia. Produk purwarupanya sendiri telah diuji coba di sebuah lahan di Sapporo dan Tsukaba pada sekitar akhir 2012 lalu.
Mesin yang saat itu diuji cobakan antara lain mesin
pembajak tanah dan pemanen padi. Kedua mesin itu bekerja secara otomatis
bedasarkan data yang telah diinput dan menggunakan teknologi GPS
sebagai pemandunya dengan margin kesalahan dibawah 10 cm. Prof. Noboru
Noguchi dari Universitas Hokkaido berharap produk ini nantinya akan
mampu membantu petani untuk melakukan pekerjaan bertani tanpa harus
mengeluarkan banyak tenaga. Uji coba ini sendiri selain untuk menilai
sejauh mana efektivitas mesin ini, juga ditujukan untuk menjawab
keraguan publik akan keamanan teknologi ini.
Beberapa masalah yang berada di Jepang sama sekali tidak menyurutkan semangat pada ahli teknologi Jepang untuk berinovasi dalam bidang pertanian. Berikut ini merupakan beberapa contoh teknologi yang ada di negara Jepang:
1. Mesin Penanam
dan Pemanen Padi Otomatis, Syarat Swasembada Pangan
Penanam
Padi Otomatis (Rice transplanter) adalah mesin
modern untuk menanam bibit padi dengan sistem penanaman yang serentak. Mesin
ini sudah banyak di gunakan di beberapa negara. seperti China dan Taiwan. Cara
pakai alat ini sangat gampang. Bibitkan gabah dalam petakan sawah seluas 20×80
cm. Setelah tumbuh menjadi bibit dan sudah berumur 15 hari, bibit tersebut
ditaruh di atas mesin rice transplater.Selanjutnya, mesin siap beroperasi.
Dalam sekali gerak, mesin ini dapat membuat 4 jalur dengan jarak antar jalur 30
cm. Hanya dalam waktu 4 jam, satu ton bibit padi yang digendongnya sudah habis
ditanam.Berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian membuat petani harus
lebih efisien dalam bertani dengan modernisasi alat-lat pertanian dan teknologi
pertanian.
Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin
ini dapat dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak
dengan roda dan dilengkapi dengan papan pengapung.
Gambar 1. Gerak naik dan turun roda sesuai dengan kekerasan tanah
Berikut ini murupakan faktor-faktor penunjang dalam penanaman padi menggunakan mesin penanam padi otomatis:
1. Jenis mesin yang digunakan
2. Permukaan lahan sawah harus datar dan rata
3. Kedalaman dan kerataan air
4. Kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan
memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan banyak terjadi kegagalan
penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk
penyulaman secara manual.
2. Buah Semangka Kotak
Ide tentang semangka kotak ini bermula dari keluhan para pedagang buah
di Jepang. Mereka mengaku kesulitan mendisplay buah semangka yang bulat
dan besar, padahal kotak di kios mereka sempit. Oleh karena itu, seorang
petani buah berusaha membuat semangka yang bentuknya kotak, sehingga
lebih mudah ditata dan tidak memakan banyak tempat.
- Lalu bagaimana cara membuat semangka kotak?
Awalnya petani menyiapkan kotak-kotak kubus dengan ukuran yang sama semua untuk
digunakan sebagai “cetakan”. Kotak ini biasanya terbuat dari kaca,
supaya para petani dapat dengan mudah memerhatikan pertumbuhan tiap-tiap
buah semangkanya.
- Bagaimana penggunaannya?
Cara penggunaannya, buah-buah semangka yang masih baru mulai tumbuh,
dibungkus dengan cetakan ini. Secara otomatis, pertumbuhan buahnya akan
menurut pada bentuk cetakan ini. Dengan adanya “cetakan” ini, semangka
tidak dapat tumbuh lebih besar daripada kotaknya. Metode seperti ini
ditemukan oleh petani dari Kagawa, tidak jauh dari Pulau Shikoku.Niat awal pembuatan semangka kotak adalah untuk memberikan solusi mudah
bagi para pedagang dalam mendisplay buah semangka. Namun rupanya,
sekarang buah semangka kotak justru menjadi produk dagangan yang
berbeda. Para pedagang tetap menjual semangka bulat, walapun di kiosnya
sudah menjual semangka kotak. Alasannya, kedua buah semangka tersebut
memiliki harga yang jauh berbeda. Orang yang membelinya pun punya alasan
tersendiri ketika memilih semangka bulat atau kotak. Jika akan
dikonsumsi sendiri, mereka akan membeli semangka bulat saja karena
harganya murah. Namun, jika mereka berniat memberikan buah ini ke orang
lain sebagai bingkisan atau oleh-oleh, mereka cenderung memilih buah
semangka kotak karena bentuknya yang unik.
3. Program agro-tourism
Sebenarnya program ini bukan merupakan salah satu teknologi tetapi program yang dikembangkan Jepang dalam membagi inovasi baru yang ada di Jepang, serta untuk menambah pengetahuan pertanian kepada negara-negara lain. Program yang terdapat di Takayama Family Farm antara lain
menanam dan memanen sayuran, memerah susu sapi, membuat mentega, membuat
keju asap (smoked cheese), serta kegiatan lainnya. Kegiatan pertama
yang dilaksanakan selama kunjungan di Takayama Family Farm adalah
menanam sayuran jenis selada. Program kedua adalah memerah susu sapi
secara langsung. Teknik yang digunakan sangat mudah yaitu dengan
menggunakan 4 jari secara perlahan dan kemudian susu dapat dihasilkan.
Hasil olahan susu yang telah diperas kemudian diolah. Program khusus
yang sangat menarik untuk diikuti dari keseluruhan program adalah
membuat keju asap (Smoked Cheese) yang menggunakan keju sebagai bahan
dasar. Peralatan yang dibutuhkan antara lain kardus, chopstick,
alumunium foil, sertabriket (arang).
Referensi:
hampir semua hasil produksi bidang pertanian dari Jepang memiliki hasil yang baik dan mungkin kita peserta dari indonesia sebaiknya bisa mengambil belajar ilmu untuk magang bekerja ke jepang untuk meperoleh informasi bidang agrobisnis di negri sakura ini
BalasHapuskalau bisa dilampirkan referensi
daftar perusahaan penerima dijepang bidang agrobisnis pertanian
terima kasih