Selasa, 14 Oktober 2014

Pentingnya Diversifikasi Pangan


Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki, dan tidak bisa terlepas dengan bidang Pertanian. Ketahanan pangan diartikan sebagai kondisi di mana setiap orang sepanjang waktu memiliki akses, baik secara fisik maupun ekonomis, terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi, untuk memenuhi kebutuhan gizi harian yang diperlukan agar dapat hidup dengan aktif dan sehat (Suryana, 2004).
Menurut sebagian besar masyarakat Indonesia bila belum makan nasi berarti orang tersebut belum makan. Karena nasi merupakan makanan yang paling pokok di Indonesia.
Lalu apa hubungannya dengan "Diversifikasi Pangan" ? 



Tidak terkendalinya harga pangan lokal dan menyebabkan pangan impor menimbulkan permasalahan sosial sendiri bagi ketahanan pangan nasional. Sebagai mana yang bisa kita rasakan dan kita lihat bahwa negara kita sering mengimport beras. Padahal kita semua tau bahwa Indonesia merupakan negara agraris yang “seharusnya” banyak yang bisa kita ekspor  terutama di bidang pertanian. Namun, hal itu sirna sejak Orde Baru melakukan penyeragaman pangan nasional. Penyeragaman nasional ini merupakan pemakaian beras dan menjadikan beras menjadi "bahan pokok". Akibatnya kegagalan panen akibat perubahan iklim menjadikan krisis pangan. Maka, penguatan kearifan lokal pangan nasional menjadi penting ditengah ketidakstabilan harga pangan lokal.
            Hampir punahnya kearifan lokal pangan nasional tidak terlepas dari peran pemerintah Orde Baru. Penyeragaman pangan menjadi program nasional yang diterapkan diseluruh wilayah nusantara. Hal ini berdampak pada perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia. Akibatnya, keterbiasaan mengonsumsi aneka pangan seperti singkong, jagung, sagu, ubi jalar, dan talas, hilang yang kemudian digantikan oleh beras sebagai bahan pangan utama. Ketergantungan pangan pada beras ini serta membanjirnya pangan impor menjadikan masalah di negeri agraris.


Diversifikasi pangan adalah dorongan agar masyarakat tidak terus-menerus mengkonsumsi beras dan menjadikan beras sebagai bahan pokok. Tetapi juga harus mencoba dan membiasakan untuk mengkonsumsi ubi, jagung, dan makanan yang mengandung karbohidrat lainnya. Langkah ini diambil sebagai antisipasi untuk mengatasi kerawanan pangan.Upaya diversifikasi pangan sebetulnya sudah dilakukan oleh pemerintah sejak awal tahun 50-an. Namun sampai sekarang upaya tersebut masih sulit terwujud. Diversifikasi pangan ini merupakan kunci keberhasilan dalam mempertahankan ketahanan pangan. Jika banyak orang yang menyadari bahwa banyaknya bahan makanan yang dapat menggantikan beras sebagai bahan pokok, maka setiap orang akan merasakan berbagai macam bahan pangan khususnya di kalangan Indonesia.
Karena tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam mengakses pangan secara beragam, maka diperlukan upaya-upaya yang mendorong dan memfasilitasi agar setiap orang memperoleh pangan dalam jumlah dan keragaman yang cukup.
 Berikut ini merupakan beberapa contoh bahan pangan yang dapat dijadikan bahan pokok pengganti nasi. Diantaranya adalah;


a.       Jagung Instan Nixtamalisasi 
b.      Beras jagung instan 
c.       Bassang 
d.      Singkong 
e.       Ubi jalar




Daftar Pusataka
            http://ipb.ac.id/lombaartikel/pendaftaran/uploads/tpb/pertanian-danpangan/Diversifikasi.pdf 




7 komentar:

  1. apakah mengimbangi jagung ubi dlll dapat mengatasi kerawanan pangan? apakah sudah diterapkan? bagaimana menerapkannya?

    BalasHapus
  2. menurut saya bisa, hanya saja di negara kita belom terlalu ditekankan. apabila kita sudah terbiasa melakukannya, insyaAllah bisa ;;)

    BalasHapus
  3. apakah bisa mengubah kebiasaan masyarakat indonesia tentang pangan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa. yakin aja tidak ada yang tidak mungkin aa cool ;;) tinggal gimana kebijakan pemerintah sama usaha kita buat ngebiasainnya gitu ;;)

      Hapus